Rabu, 21 Desember 2011

Saat Santa claus Singgah ke Rumahku

***
Selama ini aku memang nggak percaya dengan Santa claus. Tapi aku ngga mau bohong juga kalo dalm hati sebenernya aku juga berharap kalau suatu hari nanti rumahku juga bakalan didatangin oleh Santa claus seperti yang aku lihat di film-film, meski rumahku—layaknya rumah-rumah di Indonesia pada umumnya—ngga ada cerobong asapnya :)                 Saat itu aku baru selesai ngerjain peer-ku, kemudian doa malam dan siap-siap tidur ketika aku mendengar suara berisik di bagian depan rumahku. Mama dan papa sudah tidur, jadi aku memberanikan diri membuka pintu kamarku dan memeriksanya. Saat aku membuka pintu dan menuju ruang tamu, aku sangat terkejut! Ada santa claus yang keluar dari balik pohon Natal rumahku! Ia menaruh telunjuknya di depan mulutnya sambil menatapku. Aku tau maksudnya; ia pengen aku diam n ngga berisik. Terkejut memang, tapi aku seneng juga karena pa yang aku harapkan selama ini menjadi kenyataan. Pria baik dan murah hati dengan janggut putih itu akhirnya nongol juga di rumahku. “Bawa hadiah apa ya dia buat aku?” pikirku dalam hati.
                “Apa yang kamu lakukan??” tanyaku kepadanya. Belum sempat aku tanya pertanyaan-pertanyaan lain karena saking antusiasnya, aku terdiam. Aku lihat matanya berlinang air mata. Ia nampak sedih. Keceriaan yang selama ini identik dengan sosoknya sama sekali ngga nampak. Ia pun kemudian menjawab pertanyaanku tadi dengan kalimat pendek:“Sadarkan teman-temanmu!!”
                Aku bingung mendengar jawabannya. “Apa maksudnya,” tanyaku dalam hati. Ia pun sepertinya ngerti kalau aku bingung dengan maksudnya. Sehingga ia kemudian – sambil mengambil kantong mainan di belakang pohon Natal—berkata,”Sadarkan teman-temanmu! Sadarkan mereka makna Natal yang sebenarnya. Makna Natal yang pada zaman ini sudah kabur dan dilupakan.”
                Ia kemudian merogoh kantong mainannya dan mengeluarkan pohon cemara, pohon yang sering dipakai sebagai hiasan Natal, dan lalu berkata,”Sadarkanlah teman-temanmu bahwa warna pohon cemara yang tetap hijau sepanjang tahun ini adalah perlambangan harapan manusia yang tidak akan pernah habis. Bahwa Yesus sudah lahir, maka manusia memiliki harapan dan jaminan keselamatan. Dan daun-daunnya pun, yang berbentuk seperti jarum, juga semuanya menghadap ke atas. Ini adalah pesan agar manusia terus mengarahkan pikirannya kepada Kristus yang duduk di takhta surga. Sadarkan teman-temanmu bahwa apa pun yang kalian lakukan, semuanya itu haruslah untuk kemuliaan Tuhan (1Kor.10:31).”
                Ia kemudian merogoh kantong mainannya lagi dan kali itu ia mengeluarkan sebuah replika bintang. “sadarkan teman-temanmu bahwa bintang adalah perlambang janji Allah kepada manusia. Allah sudah menjanjikan bahwa akan datang Juru Selamat yang mampu memberikan keselamatan kepada manusia, dan bintang itu adalah tanda bahwa Dia sudah memenuhi janji-Nya (Kis. 13:23).”
                Lalu ia mengambil barang lain dari kantongnya, dan kali itu ia mengeluarkan sebatang lilin. “Sadarkan teman-temanmu bahwa Kristus adalah Terang dunia dan karena itu kalian juga harus menjadi seperti Dia, menjadi terang di tengah kegelapan (Mat. 5:14). Lampu-lampu Natal yang ada di jalanan, mall, toko dan sebagainya bisa saja menanrik perhatian, tapi terang atau cahaya sebenarnya itu adalah kalian. Jadilah terang melalui perkataan dan perbuatanmu.”
                Kemudian ia mengambil rangkaian bunga berbentuk lingkaran (wreath), yang biasannya digantung di pintu rumah, dan berkata, “Sadarkan teman-temanmu bahwa hiasan Natal ini melambangkan sifat kasih yang sejati. Kasih yang sejati itu tidak akan ada ujungnya, seperti kasih Tuhan kepada kita yang tidak pernah berakhir. Natal adalah waktu yang pas buat kalian menunjukkan kasih kalian kepada orang-orang yang kalian sayangi dan bahkan tidak kalain kenal sekalipun.”
                Lalu ia mengambil replika sosoknya sendiri. “Sadarkan teman-temanmu bahwa Santa claus adalah lambang kemurahan hati dan kebaikan yang seharusnya semakin membara dan menyala-nyala pada bulan Desember. Jadikan masa Natal sebagai pengingat dan sekaligus pemicu untuk kalian semakin murah hati dan dipenuhi kebaikan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya pada waktu Natal saja.”
                Selanjutnya, ia mengambil bingkisan atau kado. “Sadarkan teman-temanmu bahwa Allah begitu mengasihi kalian semua hingga Ia memberikan kepada kalian Anak-Nya yang tunggal untuk mati di kayu salib dan menjadi penebus dosa (Yoh. 3:16). Jadi, jangan lupa untuk mensyukuri kado luar biasa yang dari Allah ini.”
                Ia kemudian mengambil barang lain, dan barang selanjutnya adalah ganggang permen (sugar crane). “Sadarkan teman-temanmu bahwa barang ini melambangkan tongkat gembala. Lengkungan yang ada pada barang ini membantu gembala mengarahkan domba-dombanya ke jalan yang benar. Kalian pun harusnya juga berfungsi seperti itu. Nasihatilah dan cobalah untuk selalu mengarahkan teman-temanmu kalo kalian dapati mereka melakukan hal yang salah. Jangan simpan keselamatan yang sudah kamu terima buat dirimu sendiri, tapi usahakanlah agar orang lain menerimanya.”
                Lau setelah itu ia mengeluarkan lonceng. “Sadarkan teman-temanmu bahwa domba yang hilang itu biasanya bisa ditemukan saat lonceng yang tergantung di lehernya berbunyi. Saat ada satu domba yang tersesat, sang gembala akan mendengarkan asal suara lonceng itu sehingga ia akhirnya menemukannya. Kalian adalah domba-domba dan Ia adalah sang Gembala. Ini mengingatkan kalian bahwa Tuhan sangat menyayangi  kalian. Kalian sangat berharga di mata-Nya, dan bahkan Ia menganggap kalian adalah biji mata-Nya.”
                Ia kemudian tersenyum, matanya yang tadi berlinang air mata kini tampak bersinar. Ia kembali ceria. Dan ia kemudian berkata, “Ingat, sadarkan teman-temanmu makna Natal yang sebenarnya ini. Jangan jadikan apa pun, temasuk aku, sebagai inti dari Natal. Karena inti Natal adalah Kristus sendiri, yang adalah lambang dari kasih yang nyata.”
***
Tak lama setelah itu, aku terbangun, dan aku sadar bahwa itu tadi ternyata Cuma mimpi. Tapi meski Cuma mimpi, aku dapet banyak pelajaran berharga, bahwa selama ini aku dan teman-teman mungkin sudah salah dalam menyikapi hari kelahiran Yesus. Hmm...

#SpiritGirL