Lihatlah kenyataanya dan berhenti berharap.
Aku rasa itu kalimat yang pas buatmu.
kamu bilang "emangnya kamu pikir otak ini kayak komputer yang dengan gampang tekan tombol delete kemudian semuanya bisa hilang?"
"semua butuh proses". Ucapmu.
ya. aku tahu itu, semua butuh proses.
Tapi, yang aku lihat adalah kamu tidak benar-benar dalam menjalani proses itu.
Adanya saatnya kamu bisa menerima, tapi kemudian kamu kembali memperkatakan kata-kata harapmu.
Dan yang aku tau, kata-kata itu membuatmu kembali mengingatnya, berharap lagi dan lagi.
terkadang bisa kuat mendengar semua cerita dan tangismu,tapi jika itu terus terulang, lagi dan lagi, aku tak sanggup.Itu membuatku semakin merasa bersalah. Aku merasa sangat bertanggung jawab atas ini semua.
ya. aku harus bertanggung jawab.
Aku rasa itu kalimat yang pas buatmu.
kamu bilang "emangnya kamu pikir otak ini kayak komputer yang dengan gampang tekan tombol delete kemudian semuanya bisa hilang?"
"semua butuh proses". Ucapmu.
ya. aku tahu itu, semua butuh proses.
Tapi, yang aku lihat adalah kamu tidak benar-benar dalam menjalani proses itu.
Adanya saatnya kamu bisa menerima, tapi kemudian kamu kembali memperkatakan kata-kata harapmu.
Dan yang aku tau, kata-kata itu membuatmu kembali mengingatnya, berharap lagi dan lagi.
terkadang bisa kuat mendengar semua cerita dan tangismu,tapi jika itu terus terulang, lagi dan lagi, aku tak sanggup.Itu membuatku semakin merasa bersalah. Aku merasa sangat bertanggung jawab atas ini semua.
ya. aku harus bertanggung jawab.
